ASTALOG.COM – Manusia dapat melakukan gerakan pada tubuhnya dengan bebas karena adanya hubungan antar tulang yang memiliki hubungan yang sangat erat. Hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya disebut artikulasi. Agar artikulasi tersebut dapat bergerak diperlukan struktur khusus yang dinamakan dengan sendi. Sendi dibentuk dari kartilago yang berada di daerah sendi.
Sesuai dengan fungsi tulang sebagai alat gerak dan memberi bentuk tubuh, serta sebagai pelindung organ tubuh, tulang saling berhubungan antara satu sama lain. Hubungan tersebut ada yang sangat erat, rapat, dan kuat sehingga tidak bergerak dan ada yang sangat longgar sehingga mudah digerakkan.
Klasifikasi Jenis Hubungan Antar Tulang pada Manusia
- Sinartrosis, yaitu hubungan antar tulang yang tidak memungkinkan adanya gerakan. Umumnya terdapat pada tulang yang berfungsi sebagai pelindung organ tubuh. Berdasarkan komponen penghubungnya, sinartrosis dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
- Sinkondrosis, yaitu penghubungnya berupa tulang rawan sehingga memungkinkan sedikit gerakan, contohnya: hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada dan antara ruas-ruas tulang belakang.
- Sinfibrosis, yaitu penghubungnya berupa serabut jaringan ikat. Kemungkinan adanya gerakan sedikit sekali. Contohnya: hubungan antara tulang tengkorak. Pada orang dewasa hubungan tersebut sangat rapat atau kuat sehingga tidak ada gerakan, karena bentuk sambungan bergerigi atau sutura.
- Amfiartrosis, yaitu hubungan antar tulang yang menimbulkan sedikit gerakan. Contohnya: hubungan antar tulang pada tulang belakang (vertebra) oleh tulang rawan. Amfiartrosis dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
- Simfisis, yaitu sendi yang dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih. Contoh: pada sendi antar tulang belakang dan pada tulang kemaluan.
- Sindesmosis, yaitu sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contoh: sendi antar tulang betis dan tulang kering.
- Diartrosis, yaitu hubungan antara 2 tulang untuk memudahkan terjadinya gerakan. Hubungan tulang ini biasanya disebut sendi atau persendian. Kedua ujung tulang tersebut dilapisi tulang rawan yang menghasilkan minyak sinovial untuk memudahkan gerakan. Diartrosis atau sendi dapat dibedakan menjadi:
- Sendi peluru / Sendi lesung atau endartrosisi. Sendi ini menghubungkan antara satu tulang yang mempunyai satu ujung bulat yang masuk ke ujung tulang lain yang berongga seperti mangkok. Sendi ini dapat membentuk gerakan paling bebas diantara sendi-sendi lain. Contoh: hubungan tulang antara lengan atas dengan gelang bahu, dan antara tulang paha dengan gelang panggul.
- Sendi engsel. Tipe sendi ini mempunyai gerakan satu arah, ada yang ke depan dan ada yang ke belakang seperti engsel pintu. Sendi ini memiliki ruang gerak yang lebih sempit dibandingkan sendi peluru. Contoh: hubungan tulang antara lengan atas dan lengan bawah (siku), pada lutut, dan pada ruas-ruas jari.
- Sendi putar. Tipe sendi ini memiliki prinsip kerja ujung tulang satu yang berfungsi sebagai poros dan ujung tulang yang lain berbentuk cincin yang dapat berputar pada poros tersebut. Contoh: hubungan antara tulang leher nomor 1 (tulang atlas) dengan tulang leher nomor 2 (pemutar), dan antara tulang hasta dan tulang pengumpil.
- Sendi pelana. Kedua ujung tulang berbentuk pelana dengan dua poros, sehingga gerakannya lebih bebas. Contoh: hubungan antara tulang telapak tangan dengan pergelangan tangan.
- Sendi geser / sendi luncur. Permukaan kedua ujung tulang rata tanpa poros, gerakan hanya berupa geseran. Contoh: hubungan tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki.
- Sendi kondiloid / sendi ellipsoid. Tipe sendi ini memungkinkan gerakan berporos 2 dengan gerakan ke kiri dan ke kanan, ke depan dan ke belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu lekuk berbentuk elips. Contoh: sendi antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.