ASTALOG.COM – Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya. Seperti dilansir dari Wikipedia, bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86% massa total Tata Surya.
Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa Matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain.
Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu wilayah di dalam sebuah awan molekul besar. Sebagian besar materi berkumpul di tengah, sementara sisanya memimpih menjadi cakram beredar yang kelak menjadi Tata Surya. Massa pusatnya semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi termonuklir di intinya. Diduga bahwa hampir semua bintang lain terbentuk dengan proses serupa.
Klasifikasi bintang Matahari, berdasarkan kelas spektrumnya, adalah bintang deret utama G (G2V) dan sering digolongkan sebagai katai kuning karena radiasi tampaknya lebih intens dalam porsi spektrum kuning-merah. Meski warnanya putih, dari permukaan Bumi Matahari tampak kuning dikarenakan pembauran cahaya biru di atmosfer.[16] Menurut label kelas spektrum,G2 menandakan suhu permukaannya sekitar 5778 K (5505 °C) dan V menandakan bahwa Matahari, layaknya bintang-bintang lain, merupakan bintang deret utama, sehingga energinya diciptakan oleh fusi nuklir nukleus hidrogen ke dalam helium. Di intinya, Matahari memfusi 620 juta ton metrik hidrogen setiap detik.
Lapisan Matahari
Lapisan matahari terdiri dari:
1. Inti, bersuhu 1,5 x 107 K. Disebut juga lapisan radiatif. Berada di bagian dalam/pusat matahari. Suhunya antara 10.000.000°C sampai 15.000.000°C. Di tempat ini terjadi reaksi nuklir/reaksi inti Hidrogen–Helium. Energi yang dipancarkan keluar dari permukaan matahari dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
2. Fotosfer, bersuhu 5700 K. Disebut juga lapisan cahaya. Cahaya yang dipancarkan fotosfer sangat kuat: cahaya dari fotosfer inilah yang sampai ke bumi. Fotosfer terdiri atas gas. Fotosfer merupakan lapisan permukaan matahari. Suhu di fotosofer 6000°C, warnanya putih menyilaukan.
3. Kromosfer, suhu 10.000 K. Disebut juga lapisan bawah atmosfer matahari. Sinar kromosfer tidak seterang fotosfer. Warnanya merah lemah. Warna merah itu dipancarkan oleh atom-atom hidrogen. Tebal kromosfer 10.000 km. Kromosfer sering memunculkan lidah api.
Suhu kromosfer 5.000°C, makin keluar bisa mencapai 20.000°C.
4. Korona, suhu 2 x 106 K. Disebut juga mahkota, merupakan lapisan atmosfer matahari yang paling luar. Korona mudah dilihat ketika terjadi gerhana matahari total, sebab pada saat itu bagian matahari yang paling menyilaukan tertutup oleh bulan. Bentuk korona berubah-ubah. Batas korona tidak sejelas seperti pada batas kromosfer, sekitar berjuta-juta km. Suhu korona 1.000.000°C. Warnanya putih keabu-abuan. Korona terdiri dari gas-gas yang terionisasi. Koronagraf ialah alat untuk membuat gerhana matahari buatan, sehingga dapat dipakai untuk melihat korona.
Lama Cahaya Matahari Sampai ke Bumi
Sinar matahari bergerak pada kecepatan cahaya. Foton dipancarkan dari permukaan Matahari perlu melakukan perjalanan di ruang vakum untuk mencapai mata kita.
Jawaban singkatnya adalah bahwa waktu yang dibutuhkan sinar matahari rata-rata 8 menit dan 20 detik untuk perjalanan dari Matahari ke Bumi. Jika matahari tiba-tiba menghilang dari alam semesta, Anda akan menyadari hal ini pada 8 menit 20 detik kemudian. Namun ini tidak akan terjadi.
Berikut matematikanya. Kita mengorbit Matahari pada jarak sekitar 150 juta kilometer. Cahaya bergerak dengan kecepatan 300.000 kilometer/detik. Bagilah angka ini dan
Anda mendapatkan 500 detik, atau 8 menit dan 20 detik.
Ini adalah jumlah rata-rata. Ingat, Bumi mengikuti orbit elips mengelilingi matahari, jaraknya mulai 147,000,000 kilometer hingga 152.000.000 kilometer. Pada titik terdekatnya, sinar matahari hanya membutuhkan waktu 490 detik untuk mencapai Bumi. Dan kemudian pada titik paling jauh, dibutuhkan 507 detik untuk sinar matahari untuk melakukan perjalanan ke Bumi.
Anda mungkin tahu bahwa foton diciptakan oleh reaksi fusi di dalam inti matahari. Mereka memulai sebagai radiasi sinar gamma dan kemudian dipancarkan dan diserap berkali-kali dalam zona radiasi matahari, berkeliaran di dalam bintang raksasa sebelum mereka akhirnya mencapai permukaan.
Lampu yang Anda lihat dari komputer atau gadget Anda adalah beberapa nanodetik yang lalu. Cahaya yang dipantulkan dari permukaan Bulan hanya membutuhkan satu detik untuk mencapai Bumi. Matahari adalah lebih dari 8 menit cahaya jauhnya. Maka, jika cahaya dari bintang terdekat (Alpha Centauri) memakan waktu lebih dari 4 tahun untuk mencapai kita, jadi yang kita lihat adalah bintang 4 tahun yang lalu.
Beberapa partikel-partikel menembus magnestofer dan berkumpul dalam beberapa zona di sekitar bumi dan beberapa diantaranya menuju bumi kemudian menabrak atmosfer atas, mengionisasi beberapa atom dan molekul-molekul lainnya. Ketika atom dan molekul-molekul kembali ke keadaan dasarnya, dengan cara membebaskan energi/memancarkan radiasi dengan panjang gelombang
tertentu. Kejadian ini menghasilkan aurora. Aurora yang terlihat di kutub utara dinamai Aurora Borealis. Aurora yang terlihat di kutub selatan dinamai Aurora Australis.