Mengapa Tumbuhan Lumut Disebut Sebagai Vegetasi Perintis?

ASTALOG.COM – Tumbuhan lumut yang berukuran kecil termasuk dalam kelompok tumbuhan Bryophyta. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa dengan mudah mendapati tumbuhan lumut, apalagi di dinding-dinding rumah yang lembab, kita bisa melihat jika dinding itu sangat mudah ditumbuhi oleh lumut.

Tumbuhan lumut memang sangat mudah untuk hidup di tempat yang lembab. Bukan hanya di dinding yang lembab saja, tapi juga di tempat lainnya, misalnya di perairan dan biasanya tumbuhnya meluas serta menutupi permukaan. Di perairan, lumut dapat menutupi dasar atau dinding sungai atau danau.

 

Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta, dimana Thallophyta adalah tumbuhan yang belum dapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan Cormophyta adalah tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Bryophyte merupakan salah satu Divisio dari kingdom Plantae (dunia tumbuhan).

Lumut merupakan jenis tumbuhan yang mampu hidup dan tumbuh pada suatu area dimana tumbuh-tumbuhan yang lainnya belum mampu hidup di lingkungan tersebut. Inilah yang menjadi alasan sekaligus pertanyaan mengapa lumut dianggap sebagai VEGETASI PERINTIS. Lumut adalah tumbuhan pertama yang menempati atau mempelopori suatu tempat untuk layak ditumbuhi. Vegetasi atau tumbuhan perintis adalah tumbuhan yang bisa membuka lahan hidup untuk organisme lain atau tumbuhan yang mengawali terbentuknya habitat tumbuhan lain. Setelah ditumbuhi oleh lumut, maka lingkungan atau tempat itu akan menjadi subur jika ditumbuhi pula oleh tumbuhan lain berikutnya.

PELAJARI:  Lapisan Penyusun Dinding Usus
 

Ciri-ciri umum tumbuhan lumut

  1. Sudah memiliki buluh-buluh halus semacam akar yang disebut rizoid.
  2. Batang belum mempunyai pembuluh angkut (xylem dan floem)
  3. Sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof
  4. Mempunyai lapisan pelindung (kutikula dan gametangia)
  5. Terdapat gametangium (alat kelamin) yaitu antheridium dan arkegonium. Antheridium adalah alat kelamin jantan yang menghasilkan spermatozoid, sedangkan arkegonium adalah alat kelamin betina yang menghasilkan sel telur (ovum)

Pengelompokan tumbuhan lumut

Lumut dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis, yaitu :

1) Kelompok Bryopsida (Lumut sejati atau Lumut daun)

Lumut sejati atau lumut daun merupakan tumbuhan lumut yang paling terkenal, yaitu sekumpulan lumut daun terdiri atas kelompok lumut yang padat, serta saling menyokong satu sama lain.

Contoh: Sphagnum, Funaria, Pogonatum, Polytrichum dan Andraea.

2) Kelompok Hepaticopsida (Lumut hati)

Lumut hati merupakan tumbuhan penutup tanah yang daunnya berbentuk lembaran-lembaran yang berkelok di bagian pinggirnya, memiliki semacam akar yang tumbuh dari permukaan bawah tumbuhan hidup di tempat yang lembap, dan tidak terkena cahaya matahari.

PELAJARI:  Fitohormon pada Tumbuhan

Contoh: Marchantia dan Riccia.

3) Kelompok Anthoceropsida (Lumut Tanduk) 

lumut tanduk merupakan jenis tumbuhan lumut yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan tumbuhan vaskuler. Bentuk tubuhnya mirip lumut hati, tetapi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk.

Contoh: Anthoceros laevis, A. fusifermis, dan Notothulus valvata.

Proses Perkembangbiakan tumbuhan lumut

Tumbuhan lumut (Bryophyta) berkembang biak secara vegetatif dan generatif, Kedua proses tersebut berlangsung silih berganti sehingga terjadi pergiliran keturunan (metagenesis). Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
  1. Pergiliran keturunan atau Metagenesis diawali dengan berkecambahnya spora yang sangat kecil (haploid) menjadi protalium (protonema). Protonema ada yang tumbuh menjadi besar dan ada yang tidak tumbuh dan di dalam protonema terdapat kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut (tumbuhan gametofit).
  2. Pada tumbuhan gametofit dibentuk gametangium yang mengandung anteridium, yaitu yang membentuk sel kelamin jantan (spermatozoid) dan arkegonium yang membentuk sel kelamin betina (ovum).
  3. Peleburan kedua sel kelamin ini akan menghasilkan zigot yang terus berkembang menjadi embrio yang diploid. Embrio kemudian akan tumbuh menjadi suatu badan yang bulat dengan tangkai pendek atau panjang yang disebut sporogonium (tumbuhan sporofit).
  4. Dalam bagian sporogonium yang bulat tersebut dibentuk spora sehingga sering disebut dengan kapsul spora yang menjadi cirri khas sporogonium. Jika spora jatuh di tempat yang lembap dan sesuai dengan tempat tumbuhnya, spora akan tumbuh menjadi protonema dan protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut dan begitu seterusnya.
PELAJARI:  Uraian Singkat Peternalisme

Manfaat tumbuhan lumut

Tumbuhan lumut memiliki beragam manfaat atau peran dalam suatu ekosistem, antara lain:

  • sebagai penyedia oksigen
  • sebagai penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons)
  • sebagai penyerap polutan
  • sebagai ornamen tata ruang pada beberapa jenis tumbuhan lumut
  • sebagai obat kulit dan mata pada beberapa spesies Sphagnum
  • sebagai obat penyakit hati, yaitu Marchantia sp
  • sebagai media tanaman (pengganti ijuk) yaitu lumut daun
  • tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau