ASTALOG.COM – Ketukan, nilai not, tempo dan birama, keempat istilah memiliki pengertian yang berbeda, tetapi sangat berkaitan erat satu sama lain atau kadangkala terlepas satu sama lain (ambigu).
Lama waktu berbunyinya sebuah nada/not diukur dengan ketukan (selayaknya harokat pada cara mengaji).
Untuk mengetahui bagaimana arti ketukan dalam musik, yuk kita simak dulu pengertian dari ketukan itu sendiri, dan bagaimana kaitannya dengan birama.
Pengertian Ketukan
Durasi bunyi atau panjang-pendeknya sebuah not (dalam dunia musik) tidak diukur berdasarkan ukuran waktu (dengan satuan milisekon/detik dsb). Disebut ketukan, mungkin karena identik dengan bunyi ‘tuk’.
Satu ketukan adalah 1 buah gerakan utuh dan konstan, yang terdiri dari dua unsur utama yakni gerakan down dan up, gerakan bolak-balik/pulang pergi secara lengkap/berpasangan. Durasi tersebut diukur dengan satuan ketukan yang bersifat relatif, sesuai dengan tempo. Jadi intinya 1 ketuk adalah ‘gerakan up dan down’, terlepas dari seberapa cepat atau lambat gerakan-gerakan tersebut.
Kalau up dan down adalah 1 ketuk, maka ‘down saja’ atau ‘up saja’ berarti bernilai setengah ketuk, begitulah seterusnya pecahan nilai not secara bilangan genap (1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64 dst). Ketukan bisa dipecah dengan sistem pecahan genap dan ganjil.
{engertian Birama
Tanda birama, atau biasa juga disebut dengan time signature, adalah dua angka yang diletakkan bersusun pada di sisi kanan clef, angka di atas menunjukkan jumlah ketukan dalam tiap bar, sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai not yang dihargai sebagai satu ketukan.
Contoh :
– 4/4 artinya ada 4 ketuk dalam tiap bar, dan not 1/4 dihitung sebagai satu ketuk.
– 3/4 artinya ada 3 ketuk dalam tiap bar, dan not 1/4 dihitung sebagai satu ketuk.
– 2/4 artinya ada 2 ketuk dalam tiap bar, dan not 1/4 dihitung sebagai satu ketuk.
– 6/8 artinya ada 6 ketuk dalam tiap bar, dan not 1/8 dihitung sebagai satu ketuk.
Gambar di atas menunjukkan tanda birama 4/4 (4 ketuk dengan not 1/4). Measure artinya adalah bar. 1 measure/bar bernilai 4 ketuk.
Tanda birama dalam musik ada beberapa macam berdasarkan ketukan (angka yang ada di atas), antara lain :
1. Tanda birama 2 ketuk, disebut Duple. Contoh : 2/2, 2/4
2. Tanda birama 3 ketuk, disebut Triple. Contoh : 3/2, 3/3, 3/4
3. Tanda birama 4 ketuk, disebur Quadruple. Contoh : 4/2, 4/4
Masih ada tanda birama lain yang sering muncul, yaitu 6/8. seringkali terdapat pertanyaan mengenai perbedaan antara 6/8 dengan 3/4, perbedaannya pada ketukan. Tanda birama 6/8 berarti 6 ketuk dalam 1 bar dan 3/4 berarti 3 ketuk dalam 1 bar. Not yang menjadi 1 ketuk pun berbeda, 6/8 memakai not 1/8 untuk 1 ketuknya sementara tanda 3/4 memakai not 1/4 untuk 1 ketuknya.
Kenapa tanda birama 6/8 tidak boleh ditulis dengan susunan not seperti gambar di atas? Karena tanda birama 6/8, ketukan aksennya berada di ketukan 1 dan 4. ketukan aksen 3/4 ada di ketukan pertama. Maksud dari ketukan aksen adalah bunyi ketukan yang spesial, misalnya : 3/4 = 3 ketuk dalam 1 bar (Dus tak tak, Dus tak tak, dst), 6/8 = 6 ketuk dalam 1 bar (Dus tak tak Dus tak tak, Dus tak tak Dus tak tak, dst).
Ketukan dan Birama
Seperti dilansir dari laman Facebook Pencarian Chord Gitar, dalam tempo yang ‘ter’-lambat sekalipun kita seakan-akan tetap bisa bermain cepat, tentu dengan menggunakan pecahan not yang kecil-kecil.
Begitu pula sebaliknya, dalam tempo yang paling cepatpun kita masih bisa membunyikan not secara santai/lambat, yakni dengan memainkan not yang berdurasi panjang alias not pecahan besar.
Maka, bukan persoalan tempo, akan tetapi persoalan pecahan nilai not-nya.
Tempo (motion) adalah cepat atau lambatnya sebuah gerakan musikal, dengan 1 ketuk sebagai acuan dasar/satuan-nya.
Birama adalah sistem ketuk secara periodik dan berulang-ulang (trek/lap) , juga dengan 1 ketuk sebagai acuan dasarnya, dan sangat berhubungan dengan tempo.
Birama ibarat sebuah kamar/ruangan, yang akan dipasangi lantai keramik. Luas ruangan bersifat tetap, sementara ubin keramik yang bisa kita pakai sangat relatif (ukuran, bentuk dan jenisnya), keramik (pecahan not) tetap harus selalu mengacu pada luas ruangan tersebut (birama).
Sederhananya, ibarat roda dan handle/pedal gas pada kendaaran, maka ‘nilai ketuk sebuah not’ adalah ‘seberapa banyak/sering sang roda berputar’, sementara ‘tempo/speed’ adalah seberapa besar/kecil tarikan/pijakan gas’. Dan birama adalah lajur/jalur/trek-nya. Sementara ritme sederhananya adalah style/corak dari irama (pola, aksentuasi, bentuk dan pakem) semisal ritme rock, latin, blues (shuffle), swing, dangdut, zapin dsb. Dan biasanya ritmeidentik dengan jenis/genre musik tertentu.
Akan tetapi, putaran ban pun (pecahan not) bisa saja banyak (dan roda berputar dengan cepat), meski pedal gas hanya diinjak sedikit dan kendaraan berjalan dengan lambat.