Jenis-Jenis Konjungsi

ASTALOG.COM – Kata adalah sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti.

Menurut Bloomfield, kata adalah satuan bebas terkecil. Contoh kata: kumbang, hinggap, dan bunga.

 

Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.

 

Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya pendatang, pembuat, mahakuasa).

Kata terbagi ke dalam beberapa jenis. Salah satunya ialah konjungsi, atau kata sambung.

Konjungsi

Konjungsi (kata sambung) adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.

Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf.

Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya), dan kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.

Seperti dilansir dari Wikipedia, fungsi konjungsi ialah menghubungkan:

– Kata dengan kata.
– Frasa dengan frasa.
– Klausa dengan klausa.
– Kalimat dengan kalimat.
– Paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)

Jenis Konjungsi

Macam-macam kata penghubung dan fungsinya:

1. Kata Penghubung Aditif (gabungan), adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat, misalnya: dan, lagi, lagi pula, dan serta.

PELAJARI:  Isi yang Terkandung dalam Syair Perahu

2. Kata Penghubung Pertentangan, merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat dengan mempententangkan kedua bagian tersebut. Biasanya bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama, misalnya: tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.

3. Kata Penghubung Disjungtif (pilihan), merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya: atau, atau….atau, maupun, baik…baik…, dan entah…entah…

4. Kata Penghubung Temporal (waktu), menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, misalnya: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala.

5. Kata Penghubung Final (tujuan), adalah semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu penistiwa, atau tindakan. Kata-kata yang biasa dipakai untuk menyatakan hubungan ini: supaya, guna, untuk, dan agar.

6. Kata Penghubung Sebab (kausal), menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena, dan karena itu.

7. Kata Penghubung Akibat (konsekutif), menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

PELAJARI:  Ciri-Ciri Jamur Protista dan Oncom (Ascomycotina)

8. Kata Penghubung Syarat (kondisional), menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat-syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.

9. Kata Penghubung Tak Bersyarat, menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah walaupun, meskipun, dan biarpun.

10. Kata Penghubung Perbandingan, berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal itu. Kata kata yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.

11. Kata Penghubung Korelatif, menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu langsung mempenganuhi yang lain atau yang satu melengkapi yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kedua kalimat mempunyai hubungan timbal-balik. Kata-kata yang yang menyatakan konjungsi ini adalah semakin ….. . semakin, kian .. . kian…,bertambah … bertambah . . , tidak hanya… ….,tetapi juga…, sedemikian rupa…, sehingga…, baik…, dan maupun.

12. Kata Penghubung Penegas (menguatkan atau intensifikasi), berfungsi untuk menegaskan atau meningkas suatu bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk di dalam konjungsi hal-hal yang menyatakan rincian. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.

PELAJARI:  4 Kota Kembar Jakarta di Amerika Serikat

13. Kata Penghubung Penjelas (penetap), berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh kata dalam konjungsi ini adalah bahwa.

14. Kata Penghubung Pembenaran (konsesif), adalah konjungsi subondinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara penolakan dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti, meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.

15. Kata Penghubung Urutan, Konjungsi ini menyatakan urutan sesuatu hal. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah mula-mula, lalu, dan kemudian.

16. Kata Penghubung Pembatasan, menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan, misalnya kecuali, selain, dan asal.

17. Kata Penghubung Penanda, menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang ada dalam konjungsi ini adalah misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi lain yang masih merupakan konjungsi penanda yaitu konjungsi penanda pengutamaan. Contoh kata-kata konjungsi ini adalah yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.

18. Kata Penghubung Situasi, menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Kata-kata yang dipakai dalam konjungsi ini adalah sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.