ASTALOG.COM – Indonesia memiliki banyak macam seni. Salah satunya adalah seni tari. Seni adalah alat komunikasi yang halus karena simbolis yang terkandung dalam karya seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut lebih banyak persyaratan untuk dapat mengungkapkan misi yang akan di sampaikan.
Pengertian apresiasi tidak terbatas pada kemampuan mengungkap misi, baik yang menyampaikan (berupa karya) maupun yang menerima misi (pemirsa atau pemerhati seni).
Pada prinsipnya, apresiasi seni merupakan aktivitas mental yang mencakup penghargaan yang bersifat subjektif, namun bagi kritikus seni penilaian sebuah karya tetap akan menjurus pada objektivitas.
Seni adalah alat komunikasi yang halus karena simbolis yang terkandung dalam karya seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut lebih banyak persyaratan untuk dapat mengungkapkan misi yang akan di sampaikan.
Seni tari adalah ungkapan jiwa yang mengandung unsur keindahan dalam bentuk gerakan yang teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari adalah keindahan gerak anggota-anggota tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis.
Ada tiga unsur utama dalam tari, yaitu wiraga (fisik), wirama (iringan musik), dan wirasa (penjiwaan atau ekspresi). Gerak tari dan gerak biasa memiliki perbedaan dalam hal kehalusan, dinamika (irama dan tempo), dan iringan.
Tari tani adalah seni tari yang termasuk dalam jenis tari Tradisional. Tari tani merupakan tarian yang menggambarkan kehidupan seorang petani. Properti yang digunakan dalam seni tari adalah Cangkul, caping, baju tani, celana buat petani.
Jenis-Jenis Tari
1. Tari Tradisional
Tari tradisional adalah tari yang berkembang di daerah tertentu yang berpijak dan berpedoman luas pada adaptasi kebiasaan turun-temurun dan dianut oleh masyarakat pemilik tari tersebut. Tari tradisional dibagi menjadi dua macam, yaitu :
– Tari tradisional klasik
Ciri-ciri tari tradisional klasik ialah:
1. Pola-pola gerak sudah ditentukan.
2. Memiliki nilai seni yang tinggi.
3. Gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan mnimal yang dibutuhkan oleh konteksnya.
4. Tumbuh dan berkembang dari kalangan bangsawan.
5. Ukuran-ukuran keindahannya melampaui batas-batas daerah.
Contoh tari tradisional klasik adalah Tari Bedaya Ketawang dari Jawa Tengah.
– Tari tradisional folkasik (tari rakyat)
Ciri-ciri tari tradisiomal folkasik (tari rakyat) adalah sebagai berikut ialah:
1. Pola-pola gerak sangat ditentukan dengan konteksnya, sehingga tari rakyat biasanya memiliki tema tertentu.
2. Bersifat sosial dan memiliki nilai seni yang sedang.
3. Perbendaharaan geraknya terbatas sekadar cukup untuk memberikan aksen kepada peristiwa-peristiwa adat yang khas dari suku bangsa yang bersangkutan.
4. Berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
5. Terbatas pada wilayah adat tertentu.
Contoh tarian ini adalah Tari Tayub dari Jawa Tengah.
2. Tari Kreasi
Tari kreasi adalah tari yang memiliki ciri gerak yang tidak lagi mengikuti pola-pola dan ramuan-ramuan yang menetap. Tari kreasi berasal dari tari tradisional yang sudah dkembangkan. Contohnya Tari Oleg Tambulilingan dari Bali dan dan Tari Kipas dari Sumatra. Tari kreasi dibagi menjadi dua macam, yaitu:
– Tari modern
Ciri-ciri tari modern adalah sebagai berikut:
1. Pola-pola gerak yang lebih bebas tetapi masih memperhatikan keindahan.
2. Gerak yang digunakan masih memberi penekanan pada gerak yang tumbuh dari gerak tari tradisional.
3. Masih tetap berada dalam kerangka tradisi tari suatu suku bangsa.
Contoh tari modern adalah Tari Merak dari Jawa Barat.
Komposisi Tari
1. Bentuk (pose)
Bentuk (pose) adalah posisi tubuh sebelum bergerak. Terbagi menjadi empat, yaitu terbuka, tertutup, asimetris, dan simetris.
2. Gerak
Gerak adalah posisi tubuh menggerakkan bentuk.
3. Pola lantai
Pola lantai adalah arah atau garis langkah yang dilalui oleh penari. Pola lantai terbagi menjadi dua, lurus dan lengkung.
4. Arah hadap
Arah hadap adalah arah posisi tubuh penari.
5. Tataran atau level
Tataran atau level adalah tingkatan posisi tubuh penari. Terbagi menjadi tiga, bawah, tengah, dan atas.
6. Ekspresi atau penjiwaan.
Tarian Tani
Tari Tani merupakan salah satu kebudayaan yang berasal dari daerah Jawa. Tari Tani merupakan salah satu bagian yang ada dalam Tari Ketungan.
Tari Ketungan sendiri adalah ide dari seorang warga bernama Ketut Winaya yang menginginkan desa adat Tegal Mengkeb Kaja membentuk sebuah tarian yang menonjolkan ketungan, mengingat ketungan adalah sebuah alat untuk menumbuk padi yang dipergunakan masyarakat pedesaan dengan pertanian sawah sebagai latar belakang tempat mencari penghidupan masyarakatnya. Ide ini muncul terkait adanya pesta kesenian rakyat se-desa Tegal Mengkeb pada tanggal 14 s/d 18 Mei 2003.
Adapun properti yang digunakan dalam tarian tani ialah berupa cangkul, caping, baju tani, celana buat petani.