ASTALOG.COM – Dalam dunia seni, khususnya seni teater, mengadakan suatu pergelaran adalah salah satu hal yang tidak terelakkan sebab dengan adanya pergelaran, seorang seniman dapat menunjukkan eksistensinya kepada publik dan itu bisa menjadi suatu bentuk pengakuan tentang karya seni yang telah dihasilkannya.
Karya seni yang dihasilkan dari seni teater tentu saja berupa suatu naskah cerita yang layak untuk ditampilkan dihadapan publik. Naskah cerita yang telah dibuat itu diwujudkan dalam bentuk aksi yang mengandalkan dialog, nyanyian, tarian, serta mungkin saja sebuah unsur lawakan yang biasanya muncul secara spontan.
Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa pergelaran teater merupakan suatu proses komunikasi atau peristiwa interaksi antara karya seni dengan penontonnya yang dibangun oleh suatu sistem pengelolaan, yaitu manajemen seni pertunjukan. Dengan adanya manajemen seni pertunjukan, maka seorang pengelola seni dalam hal ini pimpinan produksi akan memberdayakan potensi yang ada berdasarkan fungsi manajemen secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan seni.
Tujuan seni yang dimaksudkan adalah dengan mencapai kualitas karya seni yang bermutu dan menjaga kesejahteraan kru pendukung pergelaran seni yang terlibat di dalamnya. Seorang manajer artistik atau sutradara biasanya bertanggung jawab untuk suatu kualitas karya seni. Sementara itu, seorang manajer produksi atau pimpinan produksi biasanya akan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan kru pendukung dari pergelaran teater tersebut.
Pergelaran seni menjadi puncak dari sebuah proses latihan dari para kreator seni dan proses kreativitas seni dari seorang sutradara. Dengan tahapan proses yang dilaluinya itu, pergelaran teater dapat terwujud sebagai karya seni yang perlu dikomunikasikan kepada penontonnya. Oleh karena itu, komunikasi seni menjadi bagian yang penting dan tak terpisahkan dari proses yang telah dilakukan sebagai bagian dari evaluasi dan penghargaan yang pantas diberikan kepada para kreator.
Jadi, jika kita ingin mengadakan suatu pergelaran teater maka kita perlu memperhatikan unsur-unsur penting yang dapat membuat penyelenggaraan suatu teater dapat berjalan dengan baik. Adapun unsur penting dalam pergelaran teater, yaitu :
1) Panitia Pergelaran
Panitia adalah sekelompok orang-orang yang membentuk suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Orang-orang yang dibentuk ini disebut ‘sistem panitia’. Pembentukan sistem kepanitiaan tentunya akan memberikan kemudahan dalam penyelenggaraan suatu pergelaran teater. Sistem kepanitiaan juga mudah untuk dibentuk dan mudah pula dibubarkan karena tidak adanya ikatan kerja yang rumit.
Dalam penyelenggaraan pergelaran, ada 2 komponen kepanitiaan yang penting, yaitu dengan adanya :
- panitia artistik atau kreator seni dibawah pimpinan seorang sutradara.
- panitia non artistik dibawah pimpinan seorang pimpinan produksi yang dipilih berdasarkan musyawarah.
2) Materi Pergelaran Seni
Materi pergelaran merupakan suatu wujud karya seni teater yang dibangun melalui proses kreatif melalui tahapan dengan menggunakan medium tertentu yang bersifat kolektif atau bekerjasama dengan wilayah kerja dan tanggung jawab secara bersama.
3) Penonton
Penonton adalah sekelompok orang yang sengaja datang untuk menyaksikan tontonan. Penonton dapat juga dikatakan sebagai apresiator, penikmat seni, penilai seni, atau istilah lainnya. Penonton pastinya akan menonton materi seni teater yang dipergelarkan tersebut. Kehadiran penonton dalam suatu pergelaran adalah bersifat mutlak sebab tanpa adanya penonton maka pergelaran teater akan menjadi sia-sia. Mengapa demikian? karena suatu pergelaran teater tentunya membutuhkan suatu penilaian, penghargaan, atau kritikan dari orang lain dalam rangka menciptakan suatu peristiwa seni atau peristiwa budaya.
Tentunya terdapat juga penilaian yang berbeda dari setiap penonton yang menyaksikan suatu pergelaran teater. Penilaian ini bersifat relatif karena terdapat keragaman latar belakang serta keragaman pengalaman seni dari masing-masing penonton. Untuk itu, penonton suatu pergelaran seni biasanya dikategorikan ke dalam 3 jenis penonton, yaitu :
- Penonton awam merupakan jenis penonton penikmat seni dengan kecenderungan kurang atau tidak dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman seni, dalam hal ini mengenai wawasan dan pengalaman tentang seni teater.
- Penonton tanggap merupakan jenis penonton yang bersikap responsif dengan kecenderungan memiliki wawasan dan pengalaman seni, tetapi tidak ditindaklanjuti lebih luas dalam hal mengulas tentang pergelaran teater yang telah ditontonnya tetapi ia cukup memahami dan menikmati untuk dirinya sendiri saja.
- Penonton kritis merupakan jenis penonton yang telah dibekali dengan keilmuan dan pengalaman seni kemudian melakukan suatu ulasan atau menulis kritik mengenai pergelaran dan dipublikasikan dalam forum ilmiah dan diskusi, bahkan sampai ke media cetak dan elektronik.