ASTALOG.COM – Hipoproteinemia yaitu yang mana cairan akan berpindah dari intravaskuler kompatemen ke rongga interstisial yang kemudian menimbulkan asites.
Kekurangan energi protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Kekurangan energi protein disebabkan karena defisiensi macro nutrient (zat gizi makro).
Meskipun sekarang ini terjadi pergeseran masalah gizi dari defisiensi macro nutrient kepada defisiensi micro nutrient, namun beberapa daerah di Indonesia prevalensi Kekurangan energi protein masih tinggi (> 30%) sehingga memerlukan penanganan intensif dalam upaya penurunan prevalensi Kekurangan energi protein.
Secara umum kebutuhan protein bagi LANSIA per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
Sebab Terjadinya Hipoproteinemia
1. Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih
2. Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati
3. Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal
Kelebihan Hipoproteinemia
Terjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik
Akibatnya :
1. Pertumbuhan tubuh
2. Pemeliharaan jaringan tubuh
3. Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu.
Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik