Siapa Bapak Teori Heliocentris?

ASTALOG.COM – Dilansir dari wikipedia, Dalam astronomi, heliosentrisme adalah model astronomi yang mana bumi mengelilingi matahari yang berada pada pusat tata surya. Kata berasal dari bahasa Yunani (ήλιος Helios = Matahari, dan κέντρον kentron = pusat). Secara historis, heliosentrisme bertentangan dengan geosentrisme, yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta.

Diskusi mengenai kemungkinan heliosentrisme terjadi sejak zaman klasik. Barulah ketika abad ke-16 dapat ditemukan suatu model matematis dapat meramalkan secara lengkap sistem heliosentris, yaitu Nicolaus Copernicus, seorang ahli matematika dan astronom. Pada abad berikutnya, model tersebut dijabarkan dan diperluas oleh Johannes Kepler dan pengamatan pendukung dengan menggunakan teleskop diberikan oleh Galileo Galilei. Tetapi pada masa Reinensans, banyak yang tidak percaya tentang teori ini.

 

Tokoh Pelopor Teori Heliosentris

1. Aristarchus (310-230 SM)
Aristarchus adalah seorang ahli astronomi klasik berkebangsaan Yunani. Ia merupakan orang yang pertama kali mengumandangkan teori heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya) sekaligus pembantah pertama terhadap pendapat Aristoteles dan juga Claudius Ptolomeus tentang teori geosentris-nya. Ia berpendapat bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta (geosentris). Akan tetapi, bumi berputar dan beredar mengelilingi matahari yang merupakan pusat tata surya. Dia juga meletakkan dasar bahwa bumi berputar pada sumbunya. Namun sayang, teori ini kurang mendapatkan respon dari masyarakat saat itu, karena pendukung Aristarchus amatlah sedikit jika dibandingkan dengan pengikut Aristoteles. Disamping itu, pada zaman tersebut, pandangan geosentris lebih populer dan merupakan teori yang disetujui oleh gereja yang kala itu memegang kendali dalam segala hal, sehingga pandangan Aristarchus tidak terlihat. Bahkan teori inipun mendapat kecaman keras dari pihak gereja sehingga Aristarcus tak dapat menyebarluaskan teori ini.

PELAJARI:  Bagaimana Proses Terbentuknya Jalur Gunung Berapi?
 

2. Nicolaus Copernicus (1473-1543 M)
Nicolaus Copernicus adalah seorang staf katedral di Fruenburg. Lahir di kota Thorn, Polandia pada tanggal 19 Februari 1473. Kesukaannya pada astronomi membuatnya selalu menyisihkan waktu untuk mengamati gerakan benda-benda langit. Dia juga tekun membaca kitab Astronomi Yunani Kuno. Setelah bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan planet-planet, ia mendapatkan kesimpulan bahwa yang benar-benar berputar mengelilingi bumi itu hanya bulan saja sementara yang lainnya tidak. Bahkan, selain bulan itu berputar pada matahari termasuk juga bumi atau yang dikenal dengan teori heliosentris ini. Seperti pendapat Aristarchus, tata surya menurut Copernicus menjadikan matahari sebagai pusat dan planet serta bintang mengelilinginya. Planet-planet tersebut adalah merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, dan saturnus. Namun, ia tidak meninggalkan ide lama : orbit planet adalah lingkaran sempurna, sementara bintang ditempatkan diantara lingkaran orbit planet tadi.

PELAJARI:  Yang Dimaksud Dekomposisi

Copernicus terus mengkaji ulang teori Aristarchus dan mulai menuangkannya pada sebuah buku. Dia menyadari betul bahayanya, menentang pendapat gereja atau Paus saat itu, apalagi dia juga bekerja disana. Sehingga dia menyimpan bukunya dalam laci terkunci, sambil berusaha menyebarkan buah pikirannya kepada teman-temannya secara diam-diam .
Setelah 30 tahun, Copernicus tidak ingin membiarkan manusia terus terbelenggu dalam kesesatan astronomi. Mendapat desakan dari muridnya, Georg Joachim Rheticus (1514-1576), dia lalu menerbitkanbukunya yang diberi judul De Revolutionibus Orbium Coelestium (revolusi gerak edar benda langit). Belum sempat menyaksikan bukunya beredar, dia lebih dulu meninggal pada 24 Mei 1543. Dia meninggal tepat ketika menerima cetakan pertama bukunya. Walaupun Copernicus telah wafat, bukunya telah menghidupkan kembali teori Aristarchus yang benar, tetapi dimatikan selama hampir 20 abad.

PELAJARI:  Proses Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial

Teori heliosentris Copernicus ini cukup menghebohkan dunia ilmiah Eropa pada saat itu, seiring dengan reformasi yang sedang berjalan. Akibatnya pada tahun 1616, Gereja Katolik bereaksi keras lalu memasukkan buku Copernicus ke dalam Index, yakni daftar buku-buku terlarang karena menghujat. Larangan ini baru dicabut pada tahun 1835.

Pada masa Copernicus inilah dianggap sebagai tonggak awal perkembangan astronomi modern. Walaupun begitu, dalam teori heliosentris yang dikemukakan Copernicus masih terdapat beberapa kesalahan yang kemudian hari diselidiki dan disempurnakan lagi oleh ilmuwan-ilmuwan lainnya sehingga terbukti kebenarannya.