Dampak Budidaya Perairan

ASTALOG.COM – Hingga saat ini budidaya perairan atau aquakultur masih menjadi hal yang sering dilakukan oleh beberapa orang mengingat kegiatan budidaya dengan cara memelihara hewan air ini bisa memberikan prospek untuk kehidupan mereka yang lebih baik. Bayangkan saja jika dari kegiatan budidaya perairan itu bisa memberikan keuntungan yang banyak, membuat beberapa orang terjun di dalamnya dan menggeluti kegiatan budidaya perairan ini secara total dan serius.

Namun tidak bisa dipungkiri jika kegiatan budidaya perairan juga telah memberikan dampak yang mengganggu ekosistem alam, khususnya untuk kelangsungan hidup hewan-hewan air beserta organisme lain di dalamnya. Bisa dikatakan jika aquakultur lebih memberikan kontribusi terhadap kerusakan lingkungan dibandingkan dengan penangkapan spesies hewan air secara langsung. Lingkungan yang rusak itu ternyata tidak hanya bersifat lokal saja, namun hingga ke global. Kerusakan lokal ini mencakup masalah penanganan limbah, penggunaan antibiotik, kompetisi antara hewan budidaya dan hewan liar, dan penggunaan ikan tangkapan dan budidaya untuk membudidayakan ikan karnivora. Spesies budidaya dapat menjadi spesies invasif jika terlepas ke lingkungan karena mereka diseleksi untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat.

PELAJARI:  BMKG Singkatan Dari
 

Sementara itu, limbah dari kegiatan aquakultur umumnya bersifat organik dan dapat terurai menjadi nutrisi untuk organisme lain. Namun keberadaan limbah organik yang terlalu banyak dapat mempengaruhi kadar oksigen yang terlarut di dalam air karena proses dekomposisi, sehingga membahayakan hewan yang amat tergantung pada oksigen terlarut. Meskipun begitu, hingga saat ini masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengurangi masalah tersebut.

Secara spesifik, dapat diuraikan beberapa dampak dari kegiatan budidaya perairan berikut ini:

 

1. Dampak terhadap Ikan Salmon

Ikan salmon kini sedang disorot karena praktik budidayanya. Sebagaimana diketahui bahwa ikan salmon merupakan karnivora yang membutuhkan ikan hasil tangkapan nelayan sebagai sumber pakannya. Meski dapat diberi makan dari sumber nabati, namun hasilnya akan kurang baik karena ikan salmon terkenal dengan kandungan asam lemak omega-3 yang hanya didapatkan dari akumulasi pada rantai makanan.

PELAJARI:  Cara Adaptasi pada Tumbuhan

Secara keseluruhan, nutrisi yang dihasilkan dari ikan salmon jauh lebih rendah dari nutrisi yang didapatkan dari ikan yang diberikan pada ikan salmon. Total kadar minyak ikan dari ikan yang diberikan pada ikan salmon lebih tinggi 50% dibandingkan minyak ikan yang dihasilkan ikan salmon.

Selain itu, dalam massa daging, satu kg daging ikan salmon didapatkan setelah memberikan beberapa kg ikan hasil tangkapan pada ikan salmon. Pengembangan budidaya ikan salmon akan menyerap lebih banyak lagi ikan hasil tangkapan nelayan sehingga penangkapan ikan akan melebih batas kelestariannya.

Ikan salmon hasil budidaya juga telah diseleksi dan dimodifikasi secara genetika untuk menghasilkan ikan salmon yang superior sehingga lepasnya ikan salmon ke alam liar dapat mencemari genetika populasi ikan liar jika terjadi perkembangbiakan dengan spesies liar dan menjadi spesies invasif. Hal ini dapat menyebabkan punahnya salmon di alam liar.

PELAJARI:  Elektron Ditemukan Oleh?

2. Dampak terhadap Ekosistem Pantai

Aquakultur dapat membahayakan ekosistem perairan dekat pantai. Tercatat sekitar 20% dari hutan bakau di seluruh dunia telah dirobohkan sejak tahun 1980an untuk membangun tambak udang. Biaya eksternal pada sistem perekonomian primitif tidak diperhitungkan sehingga secara keseluruhan kerugian jauh lebih besar dibandingkan keuntungan yang didapatkan.

Sementara itu, selama 4 dekade di Indonesia, 269 ribu hektare hutan mangrove telah diubah menjadi tambak udang dan saat ini telah dibiarkan karena terjadi penumpukan toksin akibat usaha budi daya yang tidak lestari. Budi daya ikan salmon mampu mencemari perairan setempat dengan fesesnya, yang seringkali mengandung antibiotik dan pestisida sistemik yang diberikan untuk menangkal penyakit dan hama. Akumulasi logam juga terjadi, terutama tembaga dan seng.