Mengapa Batuan Beku Dianggap Penting?

ASTALOG.COM – Batuan beku disebut juga dengan batuan igneus yang merupakan jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik), maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Pada umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut, seperti: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Saat ini, ada sekitar lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dimana sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

MENGAPA BATUAN BEKU DIANGGAP PENTING?

 

Batuan beku dan metamorf membentuk sekitar 90-95% volume bagian atas kerak bumi atau sedalam 15 km. Oleh karena itu, batuan beku dianggap penting secara geologi, karena:

  1. Mineral-mineral dan kimia globalnya memberikan informasi tentang komposisi dari mantel, di mana batuan beku tersebut ter-ekstraksi, serta temperatur dan tekanan yang memungkinkan terjadinya ekstraksi ini, dan atau batuan asal yang mencair.
  2. Umur absolut dapat diperoleh dengan berbagai jenis penanggalan radiometrik dengan demikian dapat dibandingkan dengan strata geologi yang berdekatan, sehingga urutan waktu kejadian dapat ditentukan.
  3. Fitur-fitur batuan beku merupakan karakteristik lingkungan-lingkungan tektonik tertentu, sehingga memungkinkan rekonstruksi tektonik.
  4. Di beberapa situasi spesial tertentu, batuan beku merupakan tempat keberadaan endapan bijih, contoh: tungsten, timah, dan uranium yang biasanya diasosiasikan dengan granit dan diorit, sedangkan bijih kromium dan platinum biasanya diasosiasikan dengan gabro.

TEKSTUR BATUAN BEKU

 

Tekstur batuan beku didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku pada umumnya ditentukan oleh beberapa hal berikut ini:

PELAJARI:  Dampak Perjanjian Roem - Royen

1. Kristalinitas

Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal. Selain itu, juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannya, dikenal 3 derajat kristalinitas, yaitu:

  1. Holokristalin, yaitu batuan beku di mana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
  2. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
  3. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
PELAJARI:  Apakah Fungsi Hormon Dalam Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan?

2. Granularitas

Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal 2 kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

  1. Fanerik/fanerokristalin : besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa.
  2. Afanitik : besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.