ASTALOG.COM – Indikator polusi adalah suatu zat yang dilakukan sebagai alat ukur untuk melihat tinggi atau rendahnya tingkat pencemaran atau polusi yang berada di lingkungan. Indikator polusi dibagi tiga, yaitu indikator fisik, indikator kimia dan indikator biologi, dilansir dari laman Rasyiida.blogspot.co.id.
1. Indikator Fisika
Indikator fisika adalah indikator yang dapat diamati dengan panca indera. Contohnya : rasa, bau, warna, suhu, tekstur.
2. Indikator Kimia
Indikator kimia adalah indikator yang diamati karena adanya reaksi-reaksi senyawa yang terjadi pada media. Contohnya : pH pada air, kandungan senyawa pada udara, salinitas (tingkat keasinan atau kadar garam pada air), BOD (Biochemical Oxygen Demand) pada air.
3. Indikator Biologi
Indikator biologi adalah indikator yang berasal dari makhluk hidup atau mikroorganisme yang ada di dalam media. Contohnya : cacing tanah, lumut kerak, fitoplankton, zooplankton, diatom dan dinoflagellata.
Menurut Hamdannawawi.blogspot.co.id, tingkat polusi di lingkungan perlu diketahui agar dapat menentukan Iangkah-langkah penanggulangan dampaknya. Untuk mengetahuinya, dibutuhkan suatu pengukuran terhadap faktor-faktor fisik, kimia, atau biologi yang menunjukkan adanya degradasi atau kerusakan pada lingkungan yang tercemar.
Indikator Polusi Udara
Sifat fisik: Sifat-sifat udara yang dapat diamati, udara yang bersih seharusnya tidak berwarna dan tidak berbau,udanya warna atau bau pada udara menunjukkan adanya polutan.
Secara kimia: indeks standar pencemar udara (ISPU) memberi informasi tingkat pencemaran udara yang merupakan hasil pemantauan ¬konsentrasi rata-rata berbagai polutan udara selama periode 24 jam. Jenis polutan yang dipantau antara lain karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), ozon (03), da¬materi partikulat (debu). Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di udara merupakan indikator bagi tingkat polusi udara
Secara biologi: Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara dapat dijadikan indikator biologi.Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udara adalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis antara algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Lumut kerak terdiri atas beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap polutan udara. Oleh karena itu, keberadaan kelompok lumut kerak tertentu di suatu wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah. lumut kerak Usnea sp. dan Evernia sp. tidak akan dapat bertahan hidup Iiikit konsentrasi sulfur dioksida di udara terlalu tinggi.
Indikator Polusi Tanah
Secara fisik: Contoh indikator fisik yang menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah.
Secara kimia: pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen, logam berat, dan radioaktif merupakan contoh indikate¬kimia bagi tingkat polusi tanah.
Secara biologi: Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan tekstur tanah.