Apa itu Eritropoesis?

ASTALOG.COM – Karena ketidakmampuan eritrosit (sel darah merah) untuk proses divisi sel untuk mengisi jumlahnya sendiri, sel-sel lama atau tua yang pecah harus diganti dengan sel-sel yang benar-benar baru.

Sel darah merah bertemu kematian mereka karena sel darah merah tidak memiliki mesin intraseluler khusus seperti pada umumnya, yang mengontrol pertumbuhan sel dan perbaikan, yang mengarah ke jangka hidup yang pendek sekitar 120 hari. Jangka hidup yang pendek ini mengharuskan proses eritropoesis, yaitu pembentukan sel darah merah. Semua sel darah terbentuk di sumsum tulang. Ini adalah pabrik eritrosit, jaringan yang lunak, ruang penyimpanan tinggi yang mengisi rongga internal tulang.

 

Selama perkembangan intrauterine, tahap awal kehidupan, eritrosit diproduksi pertama oleh kantong kuning telur dan kemudian oleh limpa yang berkembang selama bulan ketiga kehamilan, sampai sumsum tulang terbentuk pada bulan ketujuh dan mengambil alih produksi eritrosit eksklusif.

Diferensiasi Eritrosit

 

Menurut Sridianti.com, diferensiasi eritrosit berlangsung dalam 8 tahap. Ini adalah jalur di mana eritrosit matang dari hemositoblas menjadi eritrosit penuh. Tujuh tahap pertama semua berlangsung dalam sumsum tulang. Setelah tahap 7 sel kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah sebagai retikulosit, di mana ia kemudian matang 1-2 hari kemudian menjadi eritrosit. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

PELAJARI:  Perubahan Lingkungan

1. Hemositoblas, yang merupakan stem sel hematopoietik pluripoten
2. Myeloid progenitor umum, stem sel multipoten
3. Stem sel unipotent
4. Pronormoblast
5. Normoblast basofilik juga disebut eritroblast.
6. Normoblast Polychromatophilic
7. Orthochromatic normoblast
8. Retikulosit

Sel Seri Eritropoesis

– Rubriblast
Dilansir dari laman Ripanimusyaffalab.blogspot.co.id, rubriblast disebut juga pronormoblast atau proeritrosit, merupakan sel termuda dalam sel eritrosit. Sel ini berinti bulat dengan beberapa anak inti dan kromatin yang halus. Dengan pulasan Romanowsky inti berwarna biru kemerah-merahan sitoplasmanya berwarna biru. Ukuran sel rubriblast bervariasi 18-25 mikron. Dalam keadaan normal jumlah rubriblast dalam sumsum tulang adalah kurang dari 1 % dari seluruh jumlah sel berinti.

– Prorubrisit
Prorubrisit disebut juga normoblast basofilik atau eritroblast basofilik. Pada pewarnaan kromatin inti tampak kasar dan anak inti menghilang atau tidak tampak, sitoplasma sedikit mengandung hemoglobin sehingga warna biru dari sitoplasma akan tampak menjadi sedikit kemerah-merahan. Ukuran lebih kecil dari rubriblast. Jumlahnya dalam keadaan normal 1-4 % dari seluruh sel berinti.

– Rubrisit
Rubrisit disebut juga normoblast polikromatik atau eritroblast polikromatik. Inti sel ini mengandung kromatin yang kasar dan menebal secara tidak teratur, di beberapa tempat tampak daerah-daerah piknotik. Pada sel ini sudah tidak terdapat lagi anak inti, inti sel lebih kecil daripada prorubrisit tetapi sitoplasmanya lebih banyak, mengandung warna biru karena kandungan asam ribonukleat (ribonucleic acid-RNA) dan merah karena kandungan hemoglobin, tetapi warna merah biasanya lebih dominan. Jumlah sel ini dalam sumsum tulang orang dewasa normal adalah 10-20 %.

PELAJARI:  Faktor Eksternal yang Mendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia

– Metarubrisit
Sel ini disebut juga normoblast ortokromatik atau eritroblast ortokromatik. Inti sel ini kecil padat dengan struktur kromatin yang menggumpal. Sitoplasma telah mengandung lebih banyak hemoglobin sehingga warnanya merah walaupun masih ada sisa-sisa warna biru dari RNA. Jumlahnya dalam keadaan normal adalah 5-10 %.

– Retikulosit
Pada proses maturasi eritrosit, setelah pembentukan hemoglobin dan penglepasan inti sel, masih diperlukan beberapa hari lagi untuk melepaskan sisa-sisa RNA. Sebagian proses ini berlangsung di dalam sumsum tulang dan sebagian lagi dalam darah tepi. Pada saat proses maturasi akhir, eritrosit selain mengandung sisa-sisa RNA juga mengandung berbagai fragmen mitokondria dan organel lainnya. Pada stadium ini eritrosit disebut retikulosit atau eritrosit polikrom. Retikulum yang terdapat di dalam sel ini hanya dapat dilihat dengan pewarnaan supravital. Tetapi sebenarnya retikulum ini juga dapat terlihat segai bintik-bintik abnormal dalam eritrosit pada sediaan apus biasa. Polikromatofilia yang merupakan kelainan warna eritrosit yang kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada eritrosit sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosom ini. Setelah dilepaskan dari sumsum tulang sel normal akan beredar sebagai retikulosit selama 1-2 hari. Kemudian sebagai eritrosit matang selama 120 hari. Dalam darah normal terdapat 0,5-2,5 % retikulosit.

PELAJARI:  Perbedaan Fungi dan Tumbuhan

– Eritrosit
Eritrosit normal merupakan sel berbentuk cakram bikonkav dengan ukuran diameter 7-8 um dan tebal 1,5-2,5 um. Bagian tengah sel ini lebih tipis daripada bagian tepi. Dengan pewarnaan Wright, eritrosit akan berwarna kemerah-merahan karena mengandung hemoglobin. Eritrosit sangat lentur dan sangat berubah bentuk selama beredar dalam sirkulasi. Umur eritrosit adalah sekitar 120 hari dan akan dihancurkan bila mencapai umurnya oleh limpa. Banyak dinamika yang terjadi pada eritrosit selama beredar dalam darah, baik mengalami trauma, gangguan metabolisme, infeksi Plasmodium hingga di makan oleh Parasit.