Mengapa Archaebacteria Dikatakan Sebagai Organisme Kuno?

ASTALOG.COM – Archaebacteria merupakan kelompok bakteri yang sangat unik. Dari arti bahasa, Archaebacteria berarti “Bakteri Kuno” yang memiliki pengertian konteks sebagai kelompok bakteri yang telah hidup sangat lama sebelum jenis organisme lain berkembang. Jenis bakteri ini memiliki struktur yang sangat berbeda dengan jenis organisme lainnya. Archaebacteria disebut-sebut sebagai organisme paling kuno (awal) yang berhubungan erat dengan organisme eukariotik (organisme yang memiliki membran inti sel).

Keunikan lainnya dari Archaebacteria ini, dilansir dari Sridianti.com, adalah tempat hidup yang sangat ekstrim dan beberapa ilmuwan mengeluarkan hipotesis bahwan Archaebacteria adalah organisme yang hidup pada lingkungan awal di bumi.

 

Karakter Archaebacteria

Archaebacteria memiliki komposisi RNA dan DNA dan biokimia yang berbeda secara signifikan dari bakteri lain. Mereka diduga menyerupai bakteri kuno yang pertama kali muncul di lingkungan yang ekstrim seperti yang kaya sulfur, ventilasi laut dalam. Archaebacteria memiliki dinding yang unik sel seperti protein dan kimia membran sel, dan ribosom yang khas.

PELAJARI:  Sejarah Pertempuran Surabaya Yang Singkat
 

Mereka termasuk bakteri yang memproduksi metana, yang menggunakan senyawa organik sederhana seperti metanol dan asetat sebagai makanan, menggabungkan mereka dengan karbon dioksida dan gas hidrogen dari udara, dan melepaskan metana sebagai produk sampingan.

Bakteri dari sumber air panas dan daerah asin memiliki berbagai cara untuk memperoleh pangan dan energi, termasuk penggunaan mineral bukan senyawa organik. Mereka mencakup baik bakteri aerob dan anaerob. Beberapa bakteri yang ada pada sumber air panas dapat mentolerir suhu sampai 88 ° C (190 ° F) dan keasaman pH serendah 0,9. Satu spesies, Thermoplasma, mungkin terkait dengan nenek moyang dari nukleus dan sitoplasma sel eukariot yang lebih maju. Beberapa ahli taksonomi menganggap archaebacteria menjadi begitu berbeda dari organisme hidup lainnya bahwa mereka merupakan pengelompokan yang lebih tinggi yang disebut domain.

PELAJARI:  Kata Koor Berasal Dari?

Klasifikasi Archabacteria

Menurut Materisekolah.net, klasifikasi Archaebacteria atau pengelompokan keluarga Archaebacteria dapat diperoleh berdasarkan lingkungan hidupnya yang sangat ekstrim.

1. Bakteri Metanogen

Merupakan kelompok bakteri Archaebacteria yang hidup di rawa ekstrim. Bakteri ini dapat memproduksi gas metana (biogas) dari aktivitas metabolismenya. Bakteri Metanogen memakan metanol atau asetat (asam) yang dikombinasikan dengan karbondioksida dan hidrogen di udara untuk menghasilkan gas metana. Lokasi hidupnya sangat cocok dengan fungsi dari bakteri ini, yaitu sebagai bakteri pengurai. Biasanya bakteri ini dimanfaatkan untuk penguraian sampah dan kotoran hewan yang kemudia belakangan ini dikembangkan sebagai sumber energi alternatif penghasil metana. Contoh bakteri Archaebacteria dari jenis Bakteri Metanogen adalah Methanobacterium.

PELAJARI:  Negara-negara Baltik di Kawasan Eropa Utara

2. Bakteri Halofil

Merupakan kelompok bakteri Archaebacteria yang mampu hiduk di lingkungan ekstrim dengan kadar garam sangat tinggi. Contoh dari bakteri Archaebacteria jenis Halofil ini adalah Halobacterium.

3. Bakteri Termoasidofil

Merupakan kelompok bakteri Archaebacteria yang mampu hidup di lingkungan ekstri yang panas dan kadar asam tinggi. Temperatur optimal dari lingkungan yang dapat ditempati oleh bakteri ini mencapai 60 sampai 80 derajat celcius dengan tingkat asam yang sangat kuat mencapai pH 2-4. Contohnya adalah daerah kawah vulkanik yang mengandung asam sulfat tinggi. Contoh bakteri termosiadofil adalah Sulfolobus dan Thermoplasma.