ASTALOG.COM – Karya seni adalah suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur keindahan dan terkadang ada yang bisa dimanfaatkan dan ada pula yang diciptakan hanya untuk jadi pajangan. Karya seni terbagi dua macam yaitu :
1. Karya seni terapan
Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang dirancang untuk tujuan fungsional,yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan) manusia. Seni rupaterapan memiliki fungsi guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni(artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia.
Contoh benda seni terapan antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat, benda-benda anyaman, kerajinan keramik, peralatan rumah tangga, kerajinan furniture.2. Karya seni murni
Seni rupa murni (pare/fine art) merupakan seni rupa yang tidak memperhatikan unsur praktis. Karya seni rupa murni diciptakan khusus berdasarkan kreativitas dan ekspresi pribadi pembuatnya.
Dalam menciptakan karya seni, seseorang harus bisa dan dapat mengapresiasikan karya seni tersebut. Dengan begitu, karya seni akan lebih terasa. Nah, apa itu apresiasi?
Pengertian Apresiasi
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin, Appretiatus yang artinya penilaian/penghargaan. Apresiasi dilihat dari Bahasa Inggris, Appreciate, yang artinya menentukan atau menunjukkan nilai, atau menilai, melihat bobot karya, menikmati kemudian menyadari kepekaan rasa dan menghayati.
Mengapresiasi artinya berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap segi-segi di dalamnya, sehingga secara sadar mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya.
Apresiasi Seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada pembuatnya.
Secara umum, Apresiasi dapat diartikan sebagai kesadaran menilai lewat penghayatan suatu karya seni. Kegiatan Apresiasi yaitu melakukan pengamatan, pemahaman, penilaian atau mengevaluasi serta mengkritik.
Apresiasi seni rupa merupakan aktivitas mengindra karya seni rupa, menikmati, merasakan, menghayati dan menghargai nilai-nilai keindahan dalam karya seni, selain itu menghormati keberagaman konsep, dan juga variasi konvensi artistik eksistensi dunia seni rupa.
Secara teoretik apresiasi seni memiliki tiga domain, yakni :
1. Perasaan (feeling), dalam konteks ini terkait dengan perasaan keindahan,
2. Penilaian (valuing) terkait dengan nilai seni, dan
3. Empati (emphatizing), terkait dengan sikap hormat kita kepada dunia seni rupa, termasuk pula kepada profesi perupa (pelukis, pepatung, pedesain, pegrafis, pekeramik, pekria, dan lain-lain).
Ketiganya sangat penting untuk dimiliki agar dapat mengapresiasikan sebuah karya seni. Tingkat kepekaan terhadap perasaan keindahan akan berkembang lewat kegiatan menerima (sikap terbuka) pada semua manifestasi seni rupa, mengapresiasi aspek keindahan beserta maknanya (seni lukis, seni grafis, desain, seni patung, dan kria) menghargai aspek keindahan dan kegunaannya (desain produk atau industri, desain komunikasi visual, desain interior, desain tekstil, dan berbagai karya kria (kria keramik, tekstil, kulit, logam kayu, dan lain-lain). Melalui proses penginderaan, kita mendapatkan pengalaman estetis. Dari proses penghayatan yang intens, kita akan dapat mengamalkan rasa keindahan yang dianugerahkan Tuhan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan mengamati karya seni rupa murni dan seni rupa terapan, dalam arti praktis adalah kemampuan mengklasifikasi, mendeskripsi, menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi dan menyimpulkan dari dan makna karya seni. Aktivitas ini dapat dilatihkan sebagai kemampuan apresiatif secara lisan maupun tulisan.
Aktivitas pendukung, seperti membaca teori-teori tentang seni, termasuk sejarah seni dan reputasi seniman, dialog bersama tokoh seniman serta budayawan, merupakan pelengkap kemampuan berapresiasi, sehingga para siswa dapat menyampaikan argumentasi yang logis dalam meyimpulkan makna seni.
a. Persepsi
Kegiatan ini mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi, maupun moderen. Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing bidang seni.c. Pengertian
Pada tingkat ini, diharapkan dapat membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.d. Analisis
Pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.e. Penilaian
Pada tahap ini, lebih ditekankan pada penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif maupun obyektif.f. Apresiasi
Apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di sekolah yang terdiri dari tiga hal; value (nilai), empathy dan feeling. Value adalah kegiatan menilai suatu keindahan seni, pengalaman estetis dan makna / fungsi seni dalam masyarakat. Sedangkan empathy, kegiatan memahami, dan menghargai. Sementara feeling, lebih pada menghayati karya seni, sehingga dapat merasakan kesenangan pada karya seni.