ASTALOG.COM – Islam merupakan agama yang memiliki peradaban panjang dan sejarah yang begitu besar hingga berdampak pada kehidupan saat ini. Dampak dari peradaban tersebut juga berupa positif dan negatif, untuk itu perlu adanya pembahasan dan pembelajaran untuk mengkajinya. Dari sejarah pula, kita dapat mengetahui perjuangan, pengorbanan serta perkembangan islam yang kita tidak ketahui secara rinci sebelumnya, dilansir dari laman Maknews.net.
Sejarah Peradaban Islam telah menyebar ke berbagai wilayah yaitu Semenanjung Arabia, Suriah, Irak, Persia, Pakistan, Palestina, Afrika Utara, Turkimenia, Uzbekistan dan pulau-pulau yang berada di laut tengah yang telah dimasuki oleh ajaran islam.
Sejarah Peradaban Islam pada Masa Dinasti Bani Umayyah dan Dinasti Abbasiyah
Dinasti Bani Umayyah
Menurut Isma-ismi.com, pada masa dinasti Bani Umayyah, Sejarah Peradaban Islam dan ilmu pengetahuan telah berkembang lebih maju dibandingkan dengan pada masa sebelumnya atau pada masa Khulafaur Rasyidin.
Bani Umayyah yang artinya keturunan Umayyah bin Abdi Syams bin Manaf. Bani Umayyah mempunyai hubungan keluarga dengan Nabi Muhammad SAW karena sama-sama keturunan Manaf. Pendirinya adalah Mu’awiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Manaf. Mu’awiyah mengambil ahli kekuasaan Ali bin Abi Thalib (khalifah terakhir khulafaur rasyidin). Pengambilan kekuasaan oleh Mu’awiyah tidak melalui musyawarah atas dasar demokrasi tetapi dengan siasat dan tipu daya yang licik.
Tatkala Mu’awiyah bin Abu Sufyan mengambil alih kekuasaan dari tangan Ali bin Abi Thalib, Islam telah tersiar sampai Mesir, Suriah, Irak hingga wilayah Afganistan. Pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah, agama Islam telah tersiar lebih luas dikarenakan seiring dengan adanya ekspansi wilayah kekuasaan oleh para khalifah. Beliau mengutus Muhallab bin Abu Sufrah ke India, mengirim balatentara yang dibantu oleh orang-orang Barbar, menugaskan para prajurit angkatan laut untuk menyerang Konstantinopel (ibukota Bizantium) dan ke wilayah timur.
Kemudian dilanjutkan oleh para khalifah Dinasti Bani Umayyah berikunya yaitu Abdul Malik bin Marwan mengirim balatentaranya di bawah pimpinan panglima perangnya bernama Yusuf As-Saqafi menyeberangi Sungai Oxus dan dapat menundukkan Bukhara, Khawarizma, Fergan dan Samarkand, bahkan balatentaranya sampai juga ke India dan dapat menguasai Bulukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai Malta. Ekspansi ke wilayah barat, sekaligus penyerbaluasan agama islam yang sempat terhenti, kemudian dilanjutkan pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik. Beliau menugaskan panglima perangnya Musa bin Nusair dan balatentaranya untuk mengadakan ekspansi ke Afrika Utara. Setelah Afrika Utara dapat dikuasainya, kemudian Musa bin Nusair diangkat menjadi gubernur disana.
Dalam Sejarah Peradaban Islam, Keberhasilan dinasti Bani Umayyah ke Timur maupun ke Barat telah menjadikan dinasti Bani Umayyah memiliki wilayah yang sangat luas. Daerah-daerah kekuasaan tersebut meliputi Spanyol (Andalusia), Afrika Utara, Syiria, Palestina, Irak, Jazirah Arabia, Uzbekistan dan Kirgistan di Asia Tengah. Selain itu, dinasti Bani Umayyah juga menguasai pulau-pulau yang berada di laut tengah seperti Majorca, Corsica, Sardinia, Greta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia.
Ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan Sejarah Peradaban Islam pada masa dinasti Bani Umayyah adalah ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu tarikh, ilmu tata bahasa dan sastra arab, ilmu kesenian, ilmu kedokteran, ilmu matematika, ilmu kimia, dan ilmu perbintangan. Pada saat itu sudah dirintis usaha-usaha pembukuan ilmu-ilmu pengetahuan dan penyalinan serta penerjamahan dari bahasa asing ke bahasa arab.
Dinasti Abbasiyah
Pada masa dinasti Abbasiyah, Sejarah Peradaban Islam dan ilmu pengetahuan telah berkembang lebih maju dibandingkan dengan pada masa sebelumnya atau pada masa Khulafaur Rasyidin.
Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari Dinasti Bani Umayyah yang berakhir setelah Marwan II (khalifah terakhir Bani Umayyah). Dinasti ini dinamakan dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan para khalifahnya merupakan keturunan dari Abbas bin Abdul Muthalib, paman dari Nabi Muhammad SAW. Pendiri sekaligus khalifah pertama dinasti Abbasiyah ini bernama Abu Abbas As-Saffah. Pada masa Dinasti Abbasiyah ini, wilayah pemerintahan islam meliputi wilayah yang telah diperintah oleh Dinasti Umayyah seperti Hijaz, Yaman, Oman, Kuwait, Irak, Iran (Persia), Yordania, Palestina, Libanon, Mesir, Tunisia, Aljazair, Maroko, Spanyol dan Afganistan. Perluasan wilayah kekuasaan dan penyebaran islam pada masa dinasti Abbasiyah ini semakin berkembang sehingga meliputi wilayah Turki, Armenia, sekitar Laut Kaspia, Asia Tengah dan wilayah perbatasan Cina sebelah barat. Di antara khalifah termasyhur dari dinasti Abbasiyah adalah Harun Ar-Rasyid dan putranya Al-Ma’mun. Dinasti Abbasiyah berakhir setelah kota Bagdad diserang, dikuasai dan dihancurkan oleh tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan.
Dalam Sejarah Peradaban Islam, Dinasti Abbasiyah lebih menekankan pada pembinaan ilmu pengetahuan daripada perluasan wilayah kekuasaan yang sebagaimana dilakukan oleh Dinasti Bani Umayyah. Sehubungan dengan itu, ilmu pengetahuan tentang islam mengalami perkembangan yang pesat bila dibandingkan dengan perkembangan pada masa dinasti Umayyah. Adapun ilmu pengetahuan tentang Sejarah Peradaban Islam yang berkembang pada masa dinasti Abbasiyah adalah ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu kalam, ilmu tasawuf dan ilmu fikih. Dalam bidang ilmu pengetahuan umum, telah bermunculan para cendikiawan muslim yang mendalami berbagai bidang ilmu seperti filsafat, kedokteran, farmasi, kimia, astronomi, matematika, sejarah dan geografi. Diantara para cendikiawan tersebut banyak pula yang menyusun buku sesuai dengan keahliannya, antara lain kedokteran dan ilmu pasti.