ASTALOG.COM – Pengelolaan sampah merupakan kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, serta daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Pengelolaan sampah biasanya dilakukan untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat. Sebenarnya tiap Negara memiliki metode pengelolaan sampah yang berbeda-beda. Meskipun begitu, penerapannya dilakukan dengan metode yang aman dan tidak membahayakan lingkungan sekitarnya, terutama lingkungan pemukiman. Biasanya, metode pengelolaan sampah yang berbeda-beda ini tergantung pada banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.
TUJUAN PENGELOLAAN SAMPAH
- Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (pemanfaatan sampah).
- Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
3 BENTUK PENGELOLAAN SAMPAH
Secara umum, ada 3 bentuk atau metode dalam pengelolaan sampah yang dilakukan dengan cara daur ulang, yaitu:
1) Pengolahan Kembali Secara Fisik
Metode ini adalah aktivitas yang paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal, atau dari sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasanya dikumpulkan adalah:
- kaleng minum aluminium
- kaleng baja makanan/minuman
- Botol HDPE dan PET
- botol kaca
- kertas karton, koran, majalah, dan kardus
- jenis plastik lain seperti PVC, LDPE, PP, dan PS
Sementara itu, daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
2) Pengolahan Biologis
Material sampah organik, seperti residu tanaman, sampah makanan, atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis menjadi kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas metana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
3) Pemulihan Energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau pemanas, sampai penggunaannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisis dan gasifikasi adalah 2 bentuk perlakuan panas yang saling terkait, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan anaerobik. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi.
- Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.
- Gasifikasi dan gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.