ASTALOG.COM – Influenza atau flu menjadi semacam penyakit menular dan sering dialami oleh orang-orang. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh penularan yang disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae yang sering menyerang hewan burung dan mamalia. Karena itulah kita sering kali mendengar istilah flu burung atau flu babi yang memang adalah bentuk infeksi dari influenza yang menyerang kedua jenis hewan tersebut. Perlu diketahui bahwa pada saat influenza menginfeksi banyak spesies binatang, maka transfer galur virus antar spesies dapat terjadi.
Burung diduga merupakan inang hewan utama dari virus influenza. Dalam hal ini, 16 bentuk hemagglutinin dan 9 bentuk neuraminidase telah diidentifikasi. Seluruh subtipe yang telah diketahui (HxNy) ditemukan pada burung, namun banyak subtipe endemik juga terjadi pada manusia, anjing, kuda, babi, unta, musang, kucing, anjing laut, cerpelai (mink), dan paus juga telah menunjukkan bukti-bukti infeksi atau paparan terhadap influenza.
Varian dari virus flu kadangkala dinamai menurut spesies, dimana galur tersebut endemik atau beradaptasi. Varian utama dari nama-nama yang menggunakan konvensi ini adalah flu burung, flu manusia, flu babi, flu kuda, dan flu anjing. Sementara itu, flu kucing pada umumnya merujuk pada rhinotracheitis virus kucing atau Feline calicivirus dan bukan merupakan infeksi yang berasal dari virus influenza. Pada babi, kuda, dan anjing, gejala influenza serupa dengan pada manusia, yang disertai dengan batuk, demam, dan kehilangan nafsu makan. Di sisi lain, wabah influenza pada babi sering terjadi, namun tidak menimbulkan angka kematian yang berat.
1) FLU BURUNG
Gejala flu pada burung beragam dan mungkin tidak spesifik. Gejala yang mengikuti infeksi flu burung dengan patogenesitas yang rendah dapat berupa bulu yang berantakan, penurunan kecil dalam produksi telur, atau penurunan berat badan dikombinasikan dengan penyakit pernapasan ringan. Karena gejala yang ringan ini dapat membuat diagnosis di lapangan menjadi sulit, mengikuti penyebaran flu burung memerlukan uji laboratorium dari sampel yang berasal dari burung yang terinfeksi.
Beberapa galur seperti H9N2 Asia sangat virulen pada ternak burung dan dapat menimbulkan gejala yang lebih ekstrem dan mortalitas yang signifikan. Pada bentuk yang paling patogenik, influenza pada ayam dan kalkun dapat menimbulkan munculnya gejala mendadak tiba-tiba dan kematian hampir 100% dalam 2 hari. Karena virus menyebar dengan cepat pada situasi yang padat seperti pada peternakan intensif ayam dan kalkun, wabah ini dapat menimbulkan dampak ekonomi yang besar bagi peternak burung.
2) FLU BABI
Flu babi dapat menimbulkan demam, lemah badan, bersin, batuk, kesulitan bernapas, dan penurunan nafsu makan. Pada sebagian kasus infeksi bahkan dapat menimbulkan aborsi. Walaupun mortalitas biasanya rendah, virus flu babi dapat menimbulkan penurunan berat badan dan pertumbuhan yang buruk, serta menimbulkan dampak kerugian ekonomi bagi para peternak babi. Babi yang terinfeksi dapat mengalami kehilangan berat sebesar 12 pon berat badan dalam jangka waktu 3 sampai 4 minggu.
Pada tahun 2009, galur virus H1N1 yang berasal dari babi, yang sering disebut sebagai “flu babi” menyebabkan pandemi flu 2009, namun tidak terdapat bukti bahwa virus ini endemik pada babi atau betul-betul merupakan flu babi, atau dapat menular dari babi ke manusia, namun virus ini menyebar dari manusia-ke-manusia. Galur ini merupakan reassortment dari beberapa galur H1N1 yang biasanya ditemukan secara terpisah, pada manusia, unggas, dan babi.