ASTALOG.COM – Planet Venus dikenal pula dengan julukan “bintang fajar” atau “bintang senja“. Julukan yang diberikan kepada planet Venus sendiri bukan tanpa alasan. Sejak zaman dahulu kala, peradaban-peradaban kuno telah mengenal planet Venus sebagai “bintang fajar” dan “bintang senja”, yang menunjukkan pemahaman bahwa keduanya merupakan objek yang berbeda. Namun, prasasti Ammisaduqa yang berasal dari tahun 1581 SM menunjukkan bahwa peradaban Babilonia menganggap keduanya sebagai objek yang sama dengan sebutan “ratu langit yang terang” dan mampu membuktikannya dengan pengamatan-pengamatan yang terperinci.
Sementara itu, bangsa Yunani mengira keduanya merupakan bintang yang berbeda dan menamainya “Phosphorus” dan “Hesperus“. Keadaan ini terus berlanjut hingga masa Pythagoras pada abad ke-6 SM. Bangsa Romawi pun tak mau kalah dan memberi julukan kepada planet Venus sebagai”bintang fajar” atau “Lucifer” yang artinya “pembaca cahaya”, dan “bintang senja” atau “Vesper“. Kedua julukan dari bangsa Romawi yang diberikan kepada planet Venus itu merupakan terjemahan harfiah dari nama julukan yang diberikan oleh bangsa Yunani sebelumnya.
SEJARAH PENGAMATAN PLANET VENUS
- Planet Venus pertama kali diamati pada tahun 1032 oleh ilmuwan Arab, Ibnu Sina, yang menyimpulkan bahwa planet Venus terletak lebih dekat dari Bumi dibandingkan Matahari, dan menyatakan bahwa planet Venus berada di bawah Matahari.
- Selanjutnya pada abad ke-12, astronom Arab, Ibnu Bajjah dari Al-Andalus mengamati 2 planet dalam bentuk titik hitam yang melewati Matahari, yang pada akhirnya diidentifikasi sebagai planet Venus dan Merkurius oleh astronom Arab, Qotb al-Din Shirazi dari Maragha pada abad ke-13.
- Planet Venus juga diamati oleh Jeremiah Horrocks pada 4 Desember 1639 bersama dengan temannya William Crabtree di rumah mereka masing-masing.
- Saat astronom Italia, Galileo Galilei mengamati planet Venus untuk pertama kalinya pada abad ke-17, ia menemukan bahwa planet tersebut memiliki fase seperti Bulan. Fase-fase tersebut hanya mungkin bila planet Venus mengelilingi Matahari, sehingga pengamatan ini bertentangan dengan model geosentris Ptolemeus yang menyatakan bahwa Bumi merupakan pusat alam semesta.
- Atmosfer Venus pertama kali ditemukan pada tahun 1761 oleh astronom Rusia, Mikhail Lomonosov.
- Atmosfer Venus juga diamati pada tahun 1790 oleh astronom Jerman, Johann Schröter.
- Pengamataan ini berlanjut oleh astronom Amerika Serikat, Chester Smith Lyman yang mengamati cincin yang mengelilingi sisi gelap planet Venus saat berlangsungnya konjungsi inferior, yang semakin membuktikan keberadaan atmosfer di planet Venus.
- Namun, atmosfer tersebut mempersulit upaya untuk menentukan periode rotasi planet Venus, sehingga pengamat Giovanni Cassini dan Johann Schröter membuat perkiraan yang salah, yaitu 24 jam.
Tidak banyak hal baru mengenai planet Venus yang ditemukan hingga abad ke-20. Kenampakannya tidak memberi petunjuk mengenai bentuk permukaan. Namun setelah dikembangkannya spektroskopi, radar, dan ultraviolet, rahasia-rahasia planet Venus mulai terkuak, seperti:
- Pengamatan ultraviolet pertama dilakukan pada tahun 1920-an, ketika Frank E. Ross menemukan bahwa foto-foto ultraviolet menunjukkan detail yang tidak ada dalam foto-foto yang diabadikan dengan cahaya tampak dan inframerah. Ia menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh keberadaan atmosfer yang sangat padat dan berwarna kuning dengan awan cirrus di atasnya.
- Pengamatan spektroskopi pada tahun 1900-an memberi petunjuk pertama mengenai rotasi planet Venus. Vesto Slipher mencoba mengukur pergeseran Doppler dari planet Venus, namun ia tidak dapat menemukan tanda-tanda rotasi. Ia menduga bahwa planet tersebut memiliki periode rotasi yang jauh lebih panjang dari yang diduga sebelumnya. Penelitian selanjutnya pada tahun 1950-an menunjukkan bahwa rotasi tersebut sesuai dengan arah jarum jam.
- Pengamatan radar pertama kali dilakukan pada tahun 1960-an dan berhasil mengukur periode rotasi yang nilainya mendekati perkiraan saat ini.
- Pengamatan radar pada tahun 1970-an menyibak detail permukaan planet Venus untuk pertama kalinya. Gelombang radio yang ditembakkan ke planet tersebut dengan menggunakan teleskop radio di Observatorium Arecibo berhasil menemukan 2 wilayah yang sangat reflektif, yang kemudian dinamai wilayah Alpha dan Beta. Pengamatan tersebut juga menunjukkan keberadaan wilayah cerah yang dikaitkan dengan pegunungan dan dijuluki sebagai “Maxwell Montes“.