ASTALOG.COM – Polio merupakan salah satu jenis penyakit yang membuat penderitanya bisa terserang lumpuh (paralisis) karena disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini adalah sebuah virus yang dinamakan PolioVirus (PV), di mana virus ini masuk ke tubuh melalui mulut, kemudian menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat sehingga otot akan melemah dan kadang-kadang mengalami kelumpuhan.
Virus polio sebenarnya telah ada sejak zaman dahulu kala, tepatnya zaman pra sejarah. Hal ini bisa dilihat dari lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno yang menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat. Bahkan Claudius, salah satu Kaisar Romawi juga terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya. Hal ini sekaligus menandakan bahwa virus polio bisa menyerang siapa saja tanpa peringatan. Jika sudah begitu, virus polio biasanya akan merusak sistem saraf dan menimbulkan kelumpuhan permanen, terutama di bagian kaki.
Selain itu, sejumlah besar penderita polio ada yang meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena mudah menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah 5 tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup. Sementara itu, pada bulan Maret 2014, WHO untuk kawasan Asia Tenggara menyatakan bahwa kawasan Asia Tenggara telah bebas polio. Karena itu vaksinasi polio pada bayi sudah tidak perlu diberikan lagi.
JENIS-JENIS PENYAKIT POLIO
1) Polio Non Paralis
Polio non paralisis bisa menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Polio non paralis biasanya ditunjukkan dengan terjadinya kram otot pada leher dan punggung, serta otot yang terasa lembek jika disentuh.
2) Polio Paralis Spinal
Polio paralis spinal biasanya menyerang saraf tulang belakang, serta menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan, terutama pada kaki.
Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembuluh darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebar sepanjang serabut saraf.
Seiring dengan perkembangbiakan virus dalam sistem saraf pusat, virus ini akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi, dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas. Kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), yang disebut quadriplegia.
3) Polio Bulbar
Polio bulbar biasanya disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Perlu diketahui jika batang otak mengandung:
- saraf motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata
- saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka
- saraf auditori yang mengatur pendengaran
- saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan, pergerakan lidah, dan rasa
- saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, dan paru-paru
- saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. 5% – 10% penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim ‘perintah bernapas‘ ke paru-paru.