Susunan Saluran Pencernaan pada Sapi

ASTALOG.COM – Sapi merupakan salah satu jenis hewan ternak yang akrab dengan manusia karena memiliki banyak manfaat yang bisa diperoleh dari seluruh bagian tubuhnya. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan dari sapi, seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain, seperti peremas tebu. Karena manfaatnya yang beragam, tidak heran jika sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.

Secara biologi, sapi tergolong jenis hewan Ruminansia. Perlu diketahui jika jenis hewan ini termasuk jenis hewan yang cukup unik, di mana makanannya berupa rumput atau tumbuhan sehingga tersusun atas banyak bahan selulosa yang sulit dicerna, dan membuat sistem pencernaan pada hewan ruminansia memiliki struktur khusus. Berbeda dengan sistem pencernaan pada hewan karnivora dan omnivora, hewan-hewan yang tergolong ruminansia murni seperti sapi, dapat mengunyah makanannya hingga 2 fase, yaitu:

  1. Fase pertama terjadi saat awal kali mereka makan, makanannya itu hanya dikunyah sebentar dan masih kasar. Mereka kemudian menyimpan makanannya itu dalam rumen lambung.
  2. Selang beberapa waktu saat lambungnya sudah penuh, mereka kemudian mengeluarkan makanan yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga teksturnya lebih halus. Baru kemudian setelah halus, makanan tersebut masuk ke dalam rumen lambung lagi.
PELAJARI:  Sistem Pembayaran yang Diberlakukan oleh Bank Indonesia
 

SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN PADA SAPI

Sebagai jenis hewan ruminansia, sapi memiliki jenis makanan yang tersusun atas selulosa yang sulit dicerna. Itulah sebabnya sapi memiliki saluran sistem pencernaan khusus yang terdiri dari:

  1. Rongga Mulut (Cavum Orismerupakan bagian yang di dalamnya terdapat 2 organ sistem pencernaan yang memiliki fungsi penting, yaitu gigi dan lidah. Dalam hal ini, susunan gigi pada sapi terdiri atas gigi seri (insisivus) yang memiliki bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa rumput, gigi taring (caninus) yang tidak berkembang sama sekali, serta gigi geraham belakang (molare) yang berbentuk datar dan lebar.
  2. Kerongkongan (Esofagus) merupakan saluran organ penghubung antara rongga mulut dan lambung. Di saluran ini, makanan tidak mengalami proses pencernaan, melainkan hanya sekedar lewat sebelum kemudian digerus di dalam lambung. Pada umumnya, esofagus ini berukuran sangat pendek, yaitu sekitar 5 cm, namun lebarnya mampu membesar (berdilatasi) untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanannya.
  3. Lambung berperan dalam proses pembusukan dan peragian, juga sebagai tempat penyimpanan sementara makanan yang akan dikunyah kembali. Ukuran ruang lambung pada sapi bervariasi, tergantung pada umur dan makanannya. Tetapi, ruang lambung tersebut terbagi menjadi 4 bagian, yaitu rumen/perut besar (80%), retikulum/perut jala (5%), omasum/perut buku (7–8%), dan abomasum/perut masam (7–8%).
  4. Usus Halus & Anus merupakan bagian di mana setelah makanan dihaluskan, maka dari ruang abomasum, makanan tersebut kemudian didorong masuk ke usus halus. Di organ inilah sari-sari makanan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya ampas atau sisa makanan akan dikeluarkan melalui anus.