ASTALOG.COM – Dilansir dari wikishia, Surah Al-Maidah disebut sebagai Al-Maidah disebabkan oleh dialog tentang makanan langit dan turunnya hidangan langit ini sesuai permintaan Hawariyun dan sahabat Nabi Isa As.
Dari sudut pandang isi dan kuantitas, surah Al-Maidah ini adalah salah satu dari surah Thuwal (yang panjang) dan merupakan salah satu surah terbesar Al-Quran.
Nama Lain Surah Al – Maidah
Surah Al-Ma’idah (“Jamuan (Hidangan)”) adalah surah ke-5 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 120 ayat dan termasuk golongan surah Madaniyah. Sekalipun ada ayat-ayatnya yang turun di Mekkah, namun ayat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yaitu di waktu peristiwa Haji Wada’. Wajar jika surah ini diawali dengan jenis Nida (suruan atau panggilan) “Ya Ayyuhal Ladziina Amanuu”, yang merupakan karakteristik surah Madaniyyah. Al Maidah juga termasuk dalam jajaran 7 surah yang panjang yang terkenal dengan nama As Sab’ut Thiwaal.Surah ini dinamakan Al-Ma’idah (hidangan) karena memuat kisah pengikut-pengikut setia Nabi Isa a.s. meminta kepada Nabi Isa a.s. agar Allah menurunkan untuk mereka Al-Ma’idah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Dan dinamakan Al-Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, dimana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap Allah dan perjanjian-perjanjian yang mereka buat sesamanya. Dinamakan juga Al-Munqidz (yang menyelamatkan), karena akhir surat ini mengandung kisah tentang Nabi Isa a.s. penyelamat pengikut-pengikut setianya dari azab Allah SWT.
Sababun Nuzuul Al Maidah
Pertama: Allah SWT berfirman “Wala Tuhilluu Sya’airallahi”. lbnu Abbas berkata: “Ayat ini turun tentang Syuraikh bin Dhabii’ Al Kindy. Ia berasal dari Yamamah dan mendatangi Nabi SAW di Madinah. Ia meninggalkan kudanya di luar Madinah dan berjalan kaki menuju ke pusat kota dan bertemu Nabi SAW sendirian. Ia bertanya kepada beliau, “Untuk apa anda berdakwah”? Beliau menjawab: “Untuk meyakini tidak ada tuhan selain Allah, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Lalu ia berkata: “Bagus, sayangnya saya seorang pejabat pemerintah, saya tidak mungkin bertentangan dengan rakyat sendiri, kapan-kapan saja saya masuk Islam dan mengajak mereka.”
Nabi SAW bersabda kepada para sahabatnya: “Orang yang baru saja masuk telah berbicara dengan lidah setan, masuk dengan wajah kafir dan pergi dengan berlenggang, ia bukan seorang muslim”.
Kedua: Allah SWT berfirman: “Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu…”
Seorang laki-laki Yahudi datang kepada Umar bin Khattab ra, sambil berkata: “Wahai Amirul Mukminin, kalian membaca ayat dalam kitab kalian jika ayat tersebut diturunkan kepada kami pasti kami akan menjadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya”.
Umar berkata: “Ayat mana yang kalian maksud?”
Ayat “Al Yauma Akmaltu…”
Umar berkata: “Demi Allah, aku mengetahui benar hari di mana ayat tersebut diturunkan kepada Nabi SAW yaitu saat beliau melaksanakan rukun haji wukuf di Arafah.” (HR. Bukhari).
Ketiga: Allah SWT berfirman, “Yasaluunaka madza uhilla lahum… ”
Dari Al Qa’ga’ bin Al Hakim ra. Nabi SAW menyuruh membunuh anjing. Lalu para orang-orang bertanya : “Wahai Rasulullah, apa yang dihalalkan bagi kami?. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat tersebut.
Al Maidah dalam format 18 baris, terbagi menjadi 2 Juz. Pertama Juz 6. Ayatnya dimulai dari ayat 1 sampai 82 sehingga total ayat yang terdapat pada juz 6 berjumlah 82 ayat. Kalau kita korelasikan kedalam urutan surah Al-Qur’an adalah Al lnfithaar, artinya terbelah.
Ayat-ayat Al Maidah pada juz 6 berpengaruh pada sifat orang yang membawa karakter juz 6. Ia biasanya energik dan meledak-ledak dalam menyampaikan sesuatu.
Kedua Juz 7. Al Maidah dimulai dari ayat Al Maidah 83-120. Jadi total 38 ayat merujuk pada surah Shaad dalam urutan surah Al-Qur’an. Al Maidah berpengaruh pada sifat orang yang berjuz 7. Ia pintar dalam hal membuat perencanaan (planner, konseptor) dan dalam melakukan sesuatu pun harus tidak boleh lepas dari rencana sehingga harus ada konsep yang jelas.