ASTALOG.COM – Dalam membuat sebuah teks cerita, kalian bisa menggunakan konjungsi (kata sambung) temporal agar urutan peristiwa dapat tertata secara kronologis. Konjungsi (kata sambung) adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.
Konjungsi temporal itu sendiri dapat diartikan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu. Konjungsi Temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu dan sekaligus sebagai saran kohesi teks.
Teks yang berkohesi itu penting kalian perhatikan agar keserasian setiap unsur yang disambungkan tetap terjaga, sehingga tercipta susunan kata yang indah dan mudah dipahami. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri dari dua bagian, yaitu konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat.
Contoh konjungsi temporal antara lain; Sebelum, Ketika, Sejenak, Semenjak, Setelah, Sementara dll.
Pembagian Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. konjungsi sederajat
2. konjungsi tidak sederajat
1. Konjungsi Temporal Sederajat
(Sebelumnya, sesudahnya, lalu, kemudian, selanjutnya)
Biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara dan konjungsinya tidak boleh diletakkan di awal dan akhir kalimat
Contoh Kalimat :
Mereka lalu ke bioskop.
Ani menyapu halaman, kemudian dia mengepel lantai.
Habib sedang menonton TV, sebelumnya dia sudah membersihkan kamarnya.
Adit sedang mengerjakan PR, sesudahnya dia bisa bermain dengan teman-temannya.
Rudi sedang melakukan tes kesehatan mata, selanjutnya dia akan melakukan tes kesehatan gigi.
2. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat
(apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, tatkala dan sebagainya)
Konjungsi yang mempunyai kedudukan bertingkat atau tidak sederajat dan biasanya digunakan pada kalimat majemuk dan boleh diletakkan di sembarang pola kalimat (awal, tengah, dan akhir kalimat)
Contoh kalimat :
Ayah menonton TV sambil meminum kopi.
Adik dibelikan sepeda apabila dia mendapat nilai 90 di ulangan.
Demi membantu pengobatan ibunya, Frans rela menjual sepeda motornya.
Semenjak dia menikah dengan Tantri, kehidupannya menjadi lebih tenang.