ASTALOG.COM – Kegiatan wawancara merupakan bentuk tanya-jawab dengan narasumber atau memperoleh keterangan atau pendapat mengenai suatu hal.
Mengetahui tata cara mewawancarai narasumber merupakan sebuah keterampilan tersendiri jika kita berkeinginan untuk menambah wawasan, atau bekerja sebagai jurnalis atau wartawan.
Untuk menentukan narasumber, sedapat mungkin harus berkaitan dengan ahli atau pakar tentang topik yang dibahas. Misalnya seorang dokter harus paham di bidang kesehatan, jangan diberikan topik yang berkaitan dengan inflasi dunia.
Tahapan Wawancara
Tahap-tahap wawancara meliputi antara lain:
(1) menentukan tema
(2) membuat pertanyaan
(3) menentukan narasumbernya
(4) membuat janji
(5) melakukan wawancara
(6) mencatat pokok-pokok hasil wawancara
(7) menyusun laporan
Contoh Wawancara dengan Pedagang
Nah, berikut ini adalah contoh wawancara dengan pedagang yang dilakukan oleh 4 orang siswi sebagaimana dikutip dari sini.
Siswi : Permisi bang , maaf mengganggu ,boleh minta waktunya sebentar ?
Penjual : Iya boleh neng , Ada yang bisa saya bantu ?
Siswi : Begini bang kami mendapat tugas dari guru kewirausahaan kami
untuk mewawancarai pedagang sebagai narasumber . Apa abang
bersedia untuk di wawancarai ?
Penjual : Silahkan saja neng .
Siswi : Kapan abang memulai usaha menjual cakwei ?
Penjual : Tahun 2005 neng
Siswi : Pada saat awal abang berjualan , Abang keliling atau menetap
dirumah (membuka usaha dirumah)
Penjual : Pertama dagang abang langsung keliling ,biasanya abang langsung
kesekolah sekolah .
Siswi : Kenapa abang memilih berjualan cakwei , apa alasannya ?
Penjual : Alasannya abang berjualan cakwei karena memang kemampuan
yang dimiliki hanya sebatas itu .
Siswi : Berapa modal awal yang abang keluarkan untuk berjualan ?
Penjual : Waktu itu modalnya hanya Rp.40.000, untuk membuat bahan 3kg
adonan cakwei.
Siswi : Apa saja bahan-bahan untuk membuat cakwei ?
Penjual : Bahannya terigu ,garam,soda kue,bawang putih secukupnya ,dan
saus siap pakai yang dimasak terlebih dahulu .
Siswi : Dalam sehari abang berjualan dari jam berapa sampai jam berapa ?
Penjual : Dari jam 09.00-17.00 atau 18.00.
Siswi : dari pertama dagang abang sudah pakai gerobak atau dipikul baru
menggunakan gerobak ?
Penjual : Dulu pertama dipikul ,hampir satu tahun saya menggunakan pikulan
, karena saya tidak kuat jika terus dipikul akhirnya saya memilih
untuk menggunakan gerobak.
Siswi : Setelah abang pakai gerobak ,dagangan abang bertambah
(bervariasi) atau tidak ?
Penjual : Ya neng abang tambah dengan cimol dan otak-otak.
Siswi : Nah setelah abang tambah dagangannya ,berapa modal yang abang
keluarkan setiapharinya ?
Penjual : Ya sekitar Rp.130.000 neng .
Siswi : Dengan modal Rp.130.000 ,masing-masing bahan bisa abang buat
berapa kilogram ?
Penjual : Cakwe 3kg , cimol 2kg, otak-otak 10 bungkus,minyak goring 1 ½ kg
Siswi : Berapa penghasilan rata-rata abang setiap harinya ?
Penjual : Penghasilan sehari Rp.200.000 dengan keuntungan bersih
Rp.70.000.
Siswi : Apabila adonan tidak habis terjual ,maka dibuang atau abang olah
lagi ?
Penjual : Kalau sekiranya masih bagus di simpan di kulkas , tetapi jika adonan
sudah melembung di buang .
Siswi : Nah untuk minyak goreng ,dalam penggunaannya abang pakai
berapa kali ?
Penjual : Saya pakai selama 3kali , setelah itu saya ganti dengan yang baru.
Siswi : Usaha abang ini ,abang jalankan sendiri atau memang abang buka
usaha juga di rumah ?
Penjual : Tidak neng, abang jalankan sendiri .
Siswi : Oh gitu yya bang ,saya kira kami sudah cukup banyak mengetahui
tentang usaha cakwei ini ,kami mengucapkan terima kasih atas
waktu yang abang luangkan ,semoga usaha yang abng jalankan bisa
maju .
Penjual : Amiin , sama sama neng.