ASTALOG.COM – Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Penyebab
Seseorang yang terpapar debu asbes dalam jangka panjang rentan terhadap asbestosis.
Sebagian serat asbes dapat bersarang di dalam alveoli atau kantung-kantung kecil di dalam paru-paru di mana oksigen ditukar dengan karbon dioksida.
Serat asbes akan mengiritasi dan menimbulkan jaringan parut di paru-paru sehingga mengganggu kemampuannya untuk memberikan oksigen ke darah dan seluruh tubuh.
Seiring asbestosis bertambah parah, semakin banyak terbentuk jaringan parut pada paru-paru yang membuat organ ini kehilangan fleksibilitas dan kemampuan kontraksinya.
Merokok diduga meningkatkan retensi serat asbes di paru-paru dan berpotensi mempercapat memburuknya asbestosis.
Gejala Penyakit
Efek paparan jangka panjang pada asbes umumnya tidak muncul untuk setidaknya 20 sampai 30 tahun setelah paparan awal.
Dilansir dari laman Amazine.co, tanda dan gejala asbestosis meliputi:
1. Sesak napas
Gejala utama asbestosis adalah sesak napas. Awalnya, sesak napas terjadi saat melakukan aktivitas fisik.
Namun seiring waktu, dalam keadaan tidak beraktivitas sekalipun penderitanya bisa mengalami sesak napas.
2. Batuk dan nyeri dada
Gejala lain asbestosis adalah batuk kering yang tidak kunjung sembuh yang disertai nyeri dada.
3. Deformitas jari
Gejala tingkat lanjut asbestosis terkadang mengakibatkan deformitas jari yang disebut clubbing.
Clubbing adalah kondisi dimana ujung jari tampak melebar dan membulat.
Pencegahan
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.
Pengobatan
Menurut Wikipedia, pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.